Tahun 2000 - 2010: Awal Kesadaran Potensi Wisata
• 2000: Pada awal 2000-an, Desa Melung, yang terletak di kaki Gunung Slamet, merupakan desa agraris yang lebih fokus pada pertanian. Masyarakat menjalani kehidupan sederhana, tetapi potensi alam dan budaya yang ada mulai menarik perhatian pemerintah daerah.
• 2005: Pemerintah Kabupaten Banyumas mulai mengidentifikasi potensi wisata di daerah pegunungan, termasuk Desa Melung. Dengan adanya program promosi pariwisata, desa ini mulai diperkenalkan sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik.
• 2008: Pada tahun ini, infrastruktur dasar, seperti jalan dan fasilitas publik, mulai diperbaiki untuk memfasilitasi aksesibilitas ke desa. Wisatawan mulai berdatangan, meskipun dalam jumlah yang masih terbatas.
Tahun 2010 - 2015: Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
• 2010: Seiring meningkatnya minat wisatawan, masyarakat desa mulai berinisiatif untuk mengembangkan sektor pariwisata. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dibentuk untuk mengelola dan mempromosikan potensi wisata di Desa Melung.
• 2012: Beberapa objek wisata, seperti Curug Penganten, mulai dikenal oleh wisatawan. Masyarakat mulai menyediakan akomodasi berupa homestay dan tempat makan untuk mendukung kunjungan wisatawan.
• 2015: Festival budaya dan pasar tradisional mulai diadakan untuk menarik pengunjung. Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan budaya lokal tetapi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menjual produk-produk mereka.
Tahun 2016 - 2020: Meningkatnya Popularitas
• 2016: Wisata Desa Melung semakin populer di kalangan wisatawan. Berbagai promosi melalui media sosial dan platform pariwisata membantu meningkatkan visibilitas desa. Jumlah wisatawan yang datang semakin meningkat.
• 2018: Kegiatan ekowisata dan wisata petualangan mulai diperkenalkan. Para wisatawan bisa menikmati trekking, bersepeda, dan kegiatan alam lainnya. Masyarakat semakin terlibat dalam pengelolaan dan penyediaan layanan wisata.
• 2020: Pandemi COVID-19 membawa tantangan besar bagi sektor pariwisata. Banyak kegiatan terpaksa dibatalkan, dan kunjungan wisatawan menurun drastis. Masyarakat berusaha bertahan dengan mengembangkan produk lokal dan mempromosikan keunikan desa secara online.
Tahun 2021 - 2024: Pemulihan dan Inovasi
•2021: Setelah situasi mulai membaik, masyarakat Desa Melung berupaya untuk memulihkan sektor pariwisata. Protokol kesehatan diterapkan, dan program-program pelatihan diadakan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada wisatawan.
• 2022: Kegiatan promosi dilakukan dengan lebih agresif, menggunakan media sosial dan kolaborasi dengan influencer untuk menarik perhatian wisatawan. Desa Melung mulai dikenal sebagai destinasi wisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
• 2023: Berbagai acara dan festival budaya kembali digelar, menarik pengunjung dari berbagai daerah. Masyarakat mulai memperkenalkan produk kerajinan tangan dan kuliner lokal yang menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan.
• 2024: Hingga tahun ini, Desa Melung telah berkembang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Banyumas. Komunitas semakin sadar akan pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan. Wisatawan dapat menikmati keindahan alam, keragaman budaya, serta keramahan penduduk desa yang membuat pengalaman mereka menjadi tak terlupakan.